Pada jaman dahulu kala di sebuah desa, tinggalah dua orang pemuda bernama Mosaku dan Minokichi. Mosaku adalah seorang pria yang saat ini berumur 36 tahun dan Minokichi adalah pemuda yang baru berumur 18 tahun. Kedua pemuda ini bekerja menebang pohon di kaki gunung dan kemudian menjualnya kembali untuk menyambung hidup.
Setiap harinya Minokichi dan Mosaku selalu pergi bersama-sama mendaki gunung untuk mencari kayu. Untuk bisa mencapai gunung, mereka harus melalui sebuah sungai yang besar. Beruntung bahwa dipinggir sungai ada seorang tukang kapal yang biasanya membantu orang untuk menyebrang sungai, maka dari itu setiap harinya mereka berdua selalu menggunakan jasa si tukang kapal ketika hendak pergi dan turun gunung.
Pada suatu hari yang dingin turunlah salju. Pada hari itupun sejak pagi hari Minokichi dan Mosaku tetap pergi ke gunung untuk mengambil kayu di hutan. Ketika langit kemudian menjadi semakin gelap, mereka berdua kemudian memutuskan untuk menghentikan pekerjaan mereka dan bergegas pulang ke rumah.
Mereka berdua dengan cepat berjalan menuruni gunung ditengah badai salju yang semakin lama semakin kencang. Karena begitu lebatnya salju yang turun, dengan cepat seluruh permukaan tanah telah seluruhnya tertutupi oleh salju. Ketika mereka berdua telah mencapai tepian sungai, mereka begitu kaget karena tidak mendapati kapal yang biasanya ada di tepian sungai. Mereka berdua kemudian berinisiatif untuk mencari si tukang kapal di gubuk dekat sungai. Mereka bergegas menuju gubuk tersebut, namun sayang bahwa mereka tidak mendapati si tukang kapal berada disana. Mereka berdua berpikir bahwa si tukang kapal menghentikan pekerjaannya setelah melihat kondisi cuaca yang semakin lama semakin memburuk.
Ditengah badai salju yang semakin kencang, kondisi udara yang semakin dingin, mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka berdua tidak punya pilihan lain selain menunggu esok hari untuk pulang. Mereka berdua kemudian bermalam di gubuk tersebut. Gubuk tersebut sangatlah kecil, tidak memiliki jendela, dan hanya mempunyai satu pintu masuk.
Pada saat itu, Mosaku dengan cepat langsung terlelap. Akan tetapi Minokichi pada saat itu tidak bisa tertidur sama sekali. Udara semakin lama semakin bertambah dingin. Minokichi yang saat itu tidak bisa tidur menjadi menggigil kedinginan dan merasa ketakutan. Namun karena kemudian merasa kelelahan, Minokichi pun akhirnya tertidur. Entah berapa lama tertidur saat itu, tiba-tiba saja Minokichi terbangun. Ketika terbangun dan merasakan kedinginan, Minokichi melihat bahwa pintu di gubuk telah terbuka dan angin meniup salju masuk ke dalam gubuk.
Setiap harinya Minokichi dan Mosaku selalu pergi bersama-sama mendaki gunung untuk mencari kayu. Untuk bisa mencapai gunung, mereka harus melalui sebuah sungai yang besar. Beruntung bahwa dipinggir sungai ada seorang tukang kapal yang biasanya membantu orang untuk menyebrang sungai, maka dari itu setiap harinya mereka berdua selalu menggunakan jasa si tukang kapal ketika hendak pergi dan turun gunung.
Pada suatu hari yang dingin turunlah salju. Pada hari itupun sejak pagi hari Minokichi dan Mosaku tetap pergi ke gunung untuk mengambil kayu di hutan. Ketika langit kemudian menjadi semakin gelap, mereka berdua kemudian memutuskan untuk menghentikan pekerjaan mereka dan bergegas pulang ke rumah.
Mereka berdua dengan cepat berjalan menuruni gunung ditengah badai salju yang semakin lama semakin kencang. Karena begitu lebatnya salju yang turun, dengan cepat seluruh permukaan tanah telah seluruhnya tertutupi oleh salju. Ketika mereka berdua telah mencapai tepian sungai, mereka begitu kaget karena tidak mendapati kapal yang biasanya ada di tepian sungai. Mereka berdua kemudian berinisiatif untuk mencari si tukang kapal di gubuk dekat sungai. Mereka bergegas menuju gubuk tersebut, namun sayang bahwa mereka tidak mendapati si tukang kapal berada disana. Mereka berdua berpikir bahwa si tukang kapal menghentikan pekerjaannya setelah melihat kondisi cuaca yang semakin lama semakin memburuk.
Ditengah badai salju yang semakin kencang, kondisi udara yang semakin dingin, mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka berdua tidak punya pilihan lain selain menunggu esok hari untuk pulang. Mereka berdua kemudian bermalam di gubuk tersebut. Gubuk tersebut sangatlah kecil, tidak memiliki jendela, dan hanya mempunyai satu pintu masuk.
Pada saat itu, Mosaku dengan cepat langsung terlelap. Akan tetapi Minokichi pada saat itu tidak bisa tertidur sama sekali. Udara semakin lama semakin bertambah dingin. Minokichi yang saat itu tidak bisa tidur menjadi menggigil kedinginan dan merasa ketakutan. Namun karena kemudian merasa kelelahan, Minokichi pun akhirnya tertidur. Entah berapa lama tertidur saat itu, tiba-tiba saja Minokichi terbangun. Ketika terbangun dan merasakan kedinginan, Minokichi melihat bahwa pintu di gubuk telah terbuka dan angin meniup salju masuk ke dalam gubuk.
Minokichi hanya bergumam saja saat itu. Siapakah yang sudah membuka pintu gubuk tersebut. Ketika mengalihkan pandangannya ke sekeliling gubuk, Minokichi yang tetap berbaring saat itu melihat bahwa ada seseorang yang mengenakan kimono putih dan berambut panjang berada diatas tubuh Mosaku. Melihat keadaan saat itu Minokichi ingin bersuara dan menanyakan apa yang sedang diperbuat oleh wanita tersebut. Namun seolah-olah kekuatan mistis dari sang wanita tersebut, tubuh Minokichi tidak dapat digerakkan sama sekali dan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
Dengan perlahan-lahan “Wanita Salju” tersebut mendekatkan wajahnya ke wajah Mosaku. Kemudian “Wanita Salju” tersebut menghembuskan nafas dan keluarlah semacam awan putih yang kemudian menutupi seluruh wajah Mosaku. Tak lama kemudian dari dalam mulut “Wanita Salju” tersebut keluar semacam benang mirip sarang laba-laba. Pada saat itu pula tiba-tiba saja cahaya berkilauan keluar dari tubuh Mosaku.
“Wanita Salju” tersebut meninggalkan Mosaku dan kemudian mendekati Minokichi. Bermaksud untuk melakukan hal yang sama, wanita tersebut kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Minokichi. Mendapat perlakuan seperti itu, Minokichi ingin berteriak kencang. Namun kondisi dirinya tidak bisa bergerak ataupun mengeluarkan suara sedikitpun.
Minokichi yang merasa sangat ketakutan karena wanita tersebut memandang wajah Minokichi dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya wanita cantik bermata dingin tersebut berucap bahwa Minokichi masih terlalu muda. “Wanita Salju” itu kemudian mengurungkan niatnya dan berpesan kepada Minokichi supaya jangan menceritakan kepada siapapun kejadian yang sudah dilihatnya malam. Jika sampai Minokichi menceritakan kejadian malam itu, dia nantinya akan langsung mati. Wanita itu kemudian meninggalkan Minokichi dan pergi menghilang.
Sesaat setelah wanita itu menghilang, tubuh Minokichi kembali dapat digerakkan. Minokichi bangkit untuk mengejar wanita tersebut. Namun dia tak melihat siapa-siapa diluar. Minokichi pun menutup pintu dan kembali tidur karena berpikir bahwa kejadian itu mungkin hanyalah mimpi atau khayalan.
Keesokan paginya tukang kapal menghampiri gubuk tempat Mosaku dan Minokichi berada. Tukang kapal berusaha membangunkan Mosaku dan Minokichi pada saat itu. Minokichi segera terbangun saat itu. Namun sayang, Mosaku sudah meninggal. Pada saat itu Minokichi langsung teringat akan kejadian semalam. Namun karena ancaman dari “Wanita Salju” membuatnya mengurungkan niat menceritakan hal ini kepada si tukang kapal. Semenjak kejadian itu Minokichi tidak bekerja dalam waktu yang lama. Selang kira-kira sebulan dan kembali sehat Minokichi kembali melakukan rutinitas seperti biasa. Namun kematian Mosaku membuat Minokichi kini hanya seorang diri mengerjakan pekerjaan menebang kayu di gunung.
Tahun demi tahun telah berlalu, ingatan akan “Wanita Salju” semakin lama semakin hilang dari pikirannya. Hingga pada suatu hari di musim salju setelah pulang menebang kayu, Minokichi melihat seorang gadis berjalan pulang seorang diri. Melihat hal itu Minokichi mendekati wanita tersebut dan mengajaknya berkenalan. Wanita tersebut bernama Oyuki (FYI: Yuki dalam bahasa Jepang berarti salju)
Singkat cerita hubungan Minokichi dan Oyuki semakin akrab. Minokichi jatuh cinta kepada Oyuki yang pada saat itu masih sangat muda dan sangat cantik. Hingga mereka pun akhirnya menikah. Setelah menikah mereka pun hidup bahagia bersama.
8 tahun berlalu semenjak Oyuki dan Minokichi menikah. Selama waktu itu pula, mereka telah dikaruniai 10 orang anak. Dan semakin lama anak-anak Oyuki dan Minokichi bertumbuh semakin besar. Minokichi pun semakin lama terlihat semakin tua. Namun berbeda dengan Oyuki yang setiap tahun wajahnya tidak pernah berubah dan tetap cantik. Hingga penduduk sekitar mengatakan bahwa kecantikan Oyuki adalah sebuah keajaiban.
Pada suatu malam dimusim dingin, disaat anak-anak sudah lelap tertidur, Minokichi dan Oyuki pun duduk berdua di dekat perapian. Oyuki yang mengenakan kimono putih saat itu tiba-tiba saja mengingatkan Minokichi akan kejadian pada saat dirinya berumur 18 tahun. Mereka berdua pun terlibat dalam sebuah percakapan.
“Melihat wajahmu yang cantik dan juga memiliki kulit yang putih mengingatkanku akan kejadian saat aku berumur 18 tahun. Aku berjumpa dengan seorang wanita yang benar-benar mirip sekali denganmu.” begitu ucap Minokichi.
Oyuki yang saat itu sedang menjahit tiba-tiba saja menjadi marah dan murka kepada Minokichi seolah-olah cemburu. Dengan nada yang keras ia menanyakan siapakah wanita yang dimaksudkan oleh Minokichi tersebut.
“Ceritakan kepada saya siapakah wanita tersebut? Dimana kalian bertemu?” jawab Oyuki dengan suara keras.
Minokichi yang mendengar hal itu menjadi agak ketakutan dan kemudian menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya di gubuk bersama Mosaku pada saat itu.
“Ketika itu saya melihat seorang wanita cantik berkulit putih dan cantik seperti dirimu. Namun wanita tersebut sangatlah menakutkan. Saya sendiri tidak yakin itu mimpi atau bukan, tetapi wajahnya mirip sekali denganmu” cerita Minokichi saat itu.
Mendengar cerita dari Minokichi, seketika itu pula wajah Oyuki kemudian berubah menjadi “Wanita Salju” yang menakutkan.
“Wanita itu adalah saya…. saya…” teriak Oyuki dengan nada yang sangat menakutkan.
Minokichi langsung kaget dan kemudian menjadi sangat ketakutan. Melihat wajah Oyuki yang berubah menjadi menyeramkan membuat Minokichi tidak bisa bergerak ataupun berkata-kata, sama seperti waktu itu.
“Saya sudah pernah bilang bahwa kamu tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapapun. Kalau kamu menceritakannya, maka pada saat itu pula kamu akan mati.” ucap Oyuki yang sudah menjelma menjadi Wanita Salju.
“Saya ingin sekali membunuhmu.. Akan tetapi… Kita sudah memiliki anak, jadi saya tidak bisa melakukan ini. Karena itu, saya harus pergi. Sampai jumpa dan tolong jaga anak-anak kita…” ucap wanita salju lagi.
Seketika itu pula tubuh wanita salju itu perlahan-lahan menghilang. Kemudian muncul semacam awan putih dan cahaya berkilauan yang kemudian menghilang ke atas langit. Melihat hal itu Minokichi pun berteriak dan memanggil nama Oyuki dengan sangat keras. Minokichi segera berlari keluar rumah dan terus memanggil-manggil nama Oyuki. Pada saat itu pula tiba-tiba saja turun salju lebat. Minokichi menyesal dan terus menerus memanggil nama Oyuki ditengah salju. Terlambat sudah Oyuki sudah meninggal dan tidak pernah kembali”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar